Selasa, 11 Oktober 2016
Makalah Fungsi Produksi: Fungsi Froduksi
Makalah Fungsi Produksi: Fungsi Froduksi: MAKALAH PENGANTAR BISNIS “FUNGSI PRODUKSI“ Di susun oleh : Kelompok 6 HARUN SABRANI ...
Fungsi Produksi I Harun Sabrani
MAKALAH
PENGANTAR
BISNIS
“FUNGSI
PRODUKSI“
Di susun oleh :
Kelompok 6
HARUN
SABRANI F1032161010
KIKI
YANTI F1032161033
NUZUL
ARIFIN F1032161022
PELAGIA
LARA F1032161012
KELAS
1 A P.PAPK
JURUSAN
ILMU ILMU SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA TAHUN 2016
Kata Pengantar
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
meberikan kekuatan, kesehatan dan lain-lain, sehingga Makalah Pengantar Bisnis
ini dengan pokok bahasan mengenai “ Fungsi
Produksi “ dapat disusun sampai selesai.
Makalah
Pengantar Bisnis ini, disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa yang mengambil
Mata Kuliah ini dan sebagai bahan diskusi. Makalah ini terkonsentrasi membahas
mengenai Fungsi Produksi.
Penyusun telah
berusaha sekuat tenaga dan pikiran dalam menyusun makalah ini. Namur demikian
tentunya masih banyak kekurangan-kekurangannya. Untuk itu penyusun mengharapkan
kritik-kritk dan saran-saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan
isi Makalah Pengantar Bisnis ini untuk masa yang akan datang.
Demikian Makalah
ini disusun dengan harapan semoga bermanfaat bagi para pembacanya.
TIM PENYUSUN
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………....... i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………. 1
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………… 2
1.3 Tujuan
…...........…………………………………………….... 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Produksi………………………………………... 3
2.2
Fungsi Produksi……………………………………………... 4
2.2.1
Sifat Produksi…………………………………….... 5
2.2.2
Teknis…………………………………………….... 5
2.3 Manajemen
Produksi………………………………………. 8
2.4 Produktivitas………………………………………………... 8
2.5 Karakteristik
Produksi Modern……………………………. 8
2.6 Penentuan Luas
Produksi………………………………….... 9
2.7 Penentuan Pola
Produksi……………………………………. 9
2.8 Penentuan
Lokasi Produksi…………………………………. 10
2.9 Penetepan Tata Letak
Fasilitas Produksi………………........ 11
2.10 Pengendalian Produksi……………………………………… 15
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan…………………………………………………… 18
3.2
Saran…………………………………………………………. 19
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………… 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini
semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan
hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan
tumbuh dari menyatu nya manusia dengan alam.
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi.
Kegiatan produksi lah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian di konsumsi
oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu
pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan
banyak faktor produksi.
Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat
dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu.Dalam teori produksi memberikan
penjelasan tentang perilaku produsen tentang perilaku produsen dalam
memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya. Dimana
Islam mengakui pemilikiran pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk
pemilikan alat produksi, akan tetapi hak tersebut tidak mutlak. Biasanya, biaya
berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang harus dibayar. Jika kita membeli sebuah produk secara tunai dan kemudian
segeramenggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada masalah yang timbul
dalam pendefinisian dan pengukuran biaya
produk tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini
adalah :
1.
Apa Pengertian Produksi ?
2.
Apa fungsi-fungsi operasi dalam kegiatan produksi?
3.
Tujuan Manajemen Produksi ?
4.
Apakah pengertian dari The law Diminishing Marginal of
Productifity?
5.
Apa yang dimaksud dengan Karakteristik
Produksi Modern ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas adapun tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah
ini yakni :
1.
Dapat mengetahui Pengertian Produksi .
2.
Dapat
mengetahui Fungsi Produksi .
3.
Dapat mengetahui Tujuan Manajemen Produksi .
4.
Dapat pengertian
dari The law Diminishing Marginal of Productifity
5.
Dapat mengetahui Karakteristik Produksi
Modern .
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Produksi
Produksi Adalah
semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa
dengan memanfaatkan factor-faktor produksi yang tersedia.
Proses Produksi
adalah cara, metode atau teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan factor-faktor produksi yang ada.
Adapun
kegunaan (utility) yang dapat dihasilkan dari suatu proses produksi adalah :
a.
Faedah bentuk (Utility of Form )
Contoh : rota menjadi kursi, mejja.
Perajin rotan memanfaatkan sumber daya
alam ( Rotan) dirubah menjadi sebuah kursi atau meja yang berguna bagi kita selaku
konsumen.
b.
Faedah waktu (Utility of time )
Contoh : jasa Pergudangan.
Setelah barang diproduksi dan menjadi
barang jadi kemudian barang itu disimpan digudang.
c.
Faedah tempat (Utility of Place )
Contoh : jasa Transportasi.
Transportasi berguna untuk mendistribusikan
barang ke gudang.
d.
Faedah milik (Utility of Ownership)
Contoh : usaha perdagangan
Dengan usaha
perdagangan maka perusahaan secara langsung memiliki dan bebas memperdagangkan
hasil produksi yang diciptakannya agar mendapatkan laba atau keuntungan.
Untuk
melancarkan kegiatan produksi ini dibutuhkan factor-faktor produksi yang dalam
ilmu ekonomi dapat berupa tanah, modal, tenaga kerja dan skills.
2.2 Fungsi Produksi
Fungsi produksi
merupakan aktivitas menciptakan barang/jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Secara umum fungsi produksi dapat
digolongkan menjadi 4 (empat) yaitu:
1.
Proses (process),
adalah sebagai metode dan teknik yang digunakan untuk penglohan bahan. Proses
produksi ini terdiri dari peralatan dan bahan-bahan yang dikombinasikan atau di
olah menjadi barang-barang atau jasa-jasa yang akan diberikan kepada pelanggan.
Proses produksi ini dapat diklasifikasikan berdasarkan:
2.2.1
Sifat Produksi
a.
Proses produksi terus-menerus (countinuous of production ), dimana
proses produksi dimana bahan baku (raw
material) mengalir secara berurutan melalui beberapa tingkat pengerjaan
sampai menjadi barang jadi.Proses produksi ini berlaku pada perusahaan manufacturing yang memiliki ciri-ciri :
volume produk tinggi, menggunakan peralatan khusus, bersifat, padat modal, arus
produk tidak terputus-putus, sedikit terrjadi perubahan skedul terbatasnya
produk mix, dan produk bersifat standar.
Contoh
: ( industri pupuk, semen, makanan/minuman kaleng) .
b.
Proses produksi terputus-putus (intermetten of production ), adalah proses produksi yang
berselingan atau terputus karena dibuatnya berbagai macam produk dalam waktu
yang sama.
Contoh : perusahaan percetakan , meubel.
2.2.2
Teknis
a. Proses
Ekstratif : Suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahannya langsung dari
alam. Proses ini terdapat pada industri produksi dasar.
Contoh : Penambangan batu bara, bijih besi, dan pengeboran minyak dsb.
b.
Proses Fabrikasi : Suatu proses pengolahan bahan mentah
menjadi barang jadi dalam bentuk lain.
Contoh : Proses pembuatan pakaian , sepatu, jenis mebel tertentu.
c.
Proses Analitik : Pemisahan dari suatu bahan menjadi
beberapa macam barang yang hamper menyerupai bentuk/jenis aslinya.
Contoh : minya bumi bias menjadi bensin, solar .
d.
Proses Sintetik : Pengkombinasian beberapa bahan ke
dalam suatu bentuk produk dimana produk akhir berbeda dengan aslinya karena ada
perubhan fisik/kimia.
Contoh : proses pembuatan obat.
e.
Proses Perakitan : menggabungkan komponen –komponen
menjadi produk akhir dimana produk akhir tersebut saling berhubungan.
Contoh : perusahaan TV, industry mobil.
f.
Proses Penciptaan Jasa-jasa Administrasi
Contoh : lembaga konsultasi dalam bidang administrasi keuangan.
2.
Jasa (service),
adalah merupakan layanan unutk menetapkan tehnik-tehnik sehingga proses dapat
dipergunakan secara efektif. Jasa-jasa ini berhubungan dengan pengetahuan dan
tehnologi untuk menjamin berlangsungnya proses produksi.
3.
Perencanaan (Planning),
adalah merupakan pedoman – pedoman dari kegiatan produksi untuk suatu dasar waktu tertentu. Perencanaan
ini dibtuhkan untuk menjamin tujuan produksi dapat tercapai dan dapat
dilaksanakan secara efektif. Perencanaan ini berhubungan dengan :
·
Proses perencanaan, yang meliputi routing,
perencanaan terperinci (detail Planning ), peralatan khusus (special equipment).
·
Perencanaan dan pengawasan produksi, yang
meliputi network analysis , Gantt
charte, Schedules, dan Allocation.
Disamping itu perencanaan produksi juga meliputi keputusan-keputusan yang
menyangkut dan berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi:
a.
Jenis barang yang akan dibuat
b.
Jumlah barang yang akan dibuat
c.
Cara pembuatan ( penggunaan peralatan yang dipakai)
4.
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas
4 tahap, yaitu:
a.
Penentuan desain awal yang berupa desain spesifikasi
dan syarat-syarat yang harus dipenuhi .
b.
Penentuan desain barang yang tepat.
c.
Penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan
proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai.
d.
Usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan
layout, tuntutan kualitas dan peralatan yang tersedia.
Pengawasan (control), dimana kegiatan ini untuk
menjamin bahwa kegiatan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Pengawasan ini dilakukan meliputi,
pengawasan kinerja, pengawsan kualitas dan pengawasan program.
Pengawasan produksi
ini berguna untuk membandingkan antara rencana dengan kenyataannya, sehingga
apabila terjadi penyimpangan, maka akan segera dapat dilakukan tindakan koreksi
sebelum produk/jasa dikeluarkan dari pabrik atau dipasarkan.
Fungsi produksi menggambarkan teknologi yang dipakai oleh suatu
perusahaan, suatu industri, atau suatu perekonomian secara keseluruhan. Selain
itu, fungsi produksi akan menggambarkan kepada kita tentang metode produksi
yang efisien secara teknis, dalam arti dalam metode produksi tertentu kuantitas
bahan mentah yang digunakan adalah minimal dan barang modal yang lain pun juga
minimal. Metode produksi yang efisien merupakan hal yang sangat diharapkan oleh
produsen. Secara umum, fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang produksi
tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi hasil produksi
merupakan variable tidak bebas. Fungsi produksi dapat di tulis sebagai berikut:
Q = ( K,L,R,T)
keterangan:
Q = Output
K = Kapital atau modal
L = Labour atau tenaga kerja
R = Resource atau sumber daya
T = Teknologi
K = Kapital atau modal
L = Labour atau tenaga kerja
R = Resource atau sumber daya
T = Teknologi
2.3
Manajemen Produksi
Yang dimaksud
dengan Manajemen Produksi adalah merupakan kegiatan untuk mengatur atau
mengelola agar dapat menciptakan dan menambah nilai guna atau manfaat suatu barang
atau jasa .
Untuk mengatur
ini perlu dibuat adanya keputusan-keputusan yang berkaitan dengan usaha untuk
mencapai tujuan agar produk yang akan dihasilkan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
2.4
Produktivitas
Yang dimaksud
Produktivitas adalah Merupakan sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara
hasil ( jumlah barang dan jasa yang diproduksi ) dengan sumber (jumlah tenaga
kerja, modal, tanah, energy, dsb) atau denga kata lain “ perbandingan input
dengan output”.
2.5
Karakteristik Produksi Modern
Untuk
menghasilkan suatu produk tertentu, sebuah perusahaan dapat mengklasifikasikan
karakteristik produksinya, seperti :
1.
Mekanisasi
2.
Produksi Massa
3.
Standarnisasi
4.
Otomatisasi
5.
Penelitian dan Pengembangan
6.
Profesionalisasi Manajemen
2.6
Penentuan Luas Produksi
Luas produksi
bisa diartikan sebagai jumlah atau volume produk yang seharusnya dibuat oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya luas produksi dapat menentukan keuntungan
yang akan diperoleh perusahaan, maka
diperlukan perencanaan produksi yang tepat, baik, benar dan terarah.
Luas produksi
yang terlalu besar dapat mengakibatkan :
a.
Terlalu tingginya harga pokok produk
b.
Tidak terpenuhnya permintaan konsumen.
Untuk mengukur luas perusahaan dapat dilihat
dari kategori:
1.
Bahan dasar yang digunakan
2.
Barang yang dihasilkan
3.
Mesin/peralatan yang digunakan
4.
Jumlah tenaga kerja .
2.7
Penentuan Pola Produksi
Penentuan jumlah produk yang akan diproduksi harus
diikuti dengan penetapan pola produksi untuk periode yang bersangkutan sebab
penjualan perusahaan berbeda-beda pada setiap bulannya. Ada 3 pilihan untuk
mengantisipasinya.
a.
Stabilitas produksi, adalah pola produksi ditetapkan
stabil dari waktu ke waktu, fluktuasi penjualan akan ditetapkan dengan
persamaan prosuk akhir.
b.
Stabilitas persediaan akhir, adalah merupakan jumlah
persediaan akhir ditentukan sama dari waktu ke waktu.
c.
Produksi dan persediaan akhir tidak stabil, adalah
merupakan metode yang mengikuti fluktuasi penjualan baik didalam produksinya
maupun didalam persediaannya.,
Di samping itu
penetapan pola produksi tergantung pada volume penjualan dan besar kecilnya
tambahan biaya (incremental cast) dan
tambahan biaya ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya:
1.
Tambahan biaya penyimpanan
2.
Biaya perputaran tenaga kerja
3.
Biaya-biaya lembur
4.
Kenaikan biaya tiap unit karena sub kontak.
2.8
Penentuan Lokasi Produksi
Dalam memilih
lokasi, beberapa factor yang perlu diperhitungkan diantaranya:
1.
Kedekatan lokasi dengan pasar
2.
Kedekatan dengan sumber bahan pemasok
3.
Ketersediaan dan suplai tenaga kerja
4.
Sarana angkutan atau transportasi
5.
Sumber tenaga
air dan listrik
6.
Ketersediaan modal untuk insvestasi
7.
Iklim , masyarakat, hukum, persaingan, dan lain-lain.
Pemilihan lokasi
pabrik bertujuan untuk meminimalkan seluruh biaya. Tujuan diadakannya penentuan
lokasi pabrik dengan tepat adalah agar dapat membantu perusahaan beroperasi
dengan lancer, supaya lebih berdaya guna serta berhasil guna, serta bertujuan
untuk :
·
Memuaskan konsumen
·
Memperoleh tenaga kerja yang cukup
·
Memperoleh bahan baku dengan harga bersaing
·
Peluang perluasan pabrik
2.9
Penetepan Tata Letak Fasilitas
Produksi
Tata letak fasilitas produksi atau juga dikenal dengan istilah layout
adalah tata letak mesin dan peralatan lainnya yang digunakan dalam proses
produksi. Tujuan perencanaan tata letak produksi adalah untuk mendapatkan
kombinasi yang optimal antara fasilitas-fasilitas produksi. Di samping itu
terdapat pula tujuan khususnya yaitu :
a.
Untuk simplifikasi dari proses produksi
b.
Agar pengeluaran
biaya pengangkutan bahan dapat diminimumkan
c.
Mendapatkan perputaran persediaan barang setengah jadi
yang tinggi
d.
Mengurangi investasi yang kurang penting
e.
Memperoleh kepuasan dan keamanan kerja untuk para
karyawan.
Jenis-jenis tata
letak/layout fasilitas produksi :
Lay out fasilitas
produksi adalah pcrcncanaan secara optimum tentang pengaturan dan penempatan
mesin-mesin, peralatan pabrik,tempat kerja, tempat penyimpanan dan
kegiatan-kegiatan lain dalam proses produksi bersama-sama dengan perencanaan
dan penentuan jenis dan bentuk bangunan gedung perusahaan (pabrik).
Lalu bagaimana
caranya agar layout fasilitas produksi benar-benar efisien? Untuk mencapainya
maka perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1.
Jarak angkut yang minimum tersebut meliputi jarak
angkut dari bahan mentah, bahan setengah jadi dan barang jadi yang dipindahkan
dari tempat terakhir proses produksi ke tempat penyimpanan (pergudangan)dan
dari tempat penyimpanan sampai ke pasar. Jarak dari bahan mentah sampai tiba di
pasar harus benar-benar seminimum mungkin.
2.
Fleksibelitas ruangan dan layout
.Berhubung
dengan perubahan teknologiyang terjadi dengan adanya perubahan teknologi yang
tidak terlalu drastis seharusnya letak ruangan dan layoutnya dapat diatur
kembali sehingga perniintaan pasar yang berubah sedikit dapat diatasi.
3.
Kemungkianan perluasan di waktu yang akan datang .Untuk
menjaga kemungkinan terjadinya ekspansi perusahaan yang secara sekaligus perlu
memperluas usaha, pabrik tanpa terkecuali perluasan lay out fasilitas produksi.
4.
Pemaksimumam ruangan dan layout.
Pembangunan
yang telah dilaksanakan berdasarkan perencanaan bangunan maupun layoutnya harus
benar-benar mencerminkan penggunaan ruangan yang maksimal sehingga tidak
terdapat mesin-mesin yang menganggur maupun ruangan yang sudah terpakai.
5.
Keselamatan barang yang diangkut bahan mentah, bahan
penolong dan barang jadi. Jenis atau macam layout dibagi menjadi tiga :
a.
Tata letak
produks/garis (Product/Line Lay Out)
Produk lay out adalah tata letak mesin-mesin atau pengaturan mesin maupun
peralatan produksi disusun berdasarkan urutan proses produksi yang diperluakan
bagi produk yang dibuat. Lay out ini biasanya digunakan untuk perusahaan yang
menghasilkan atau memproduksi satu jenis produk saja sehingga urutan proses
produk akan berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama,
sehingga jarang merubah susunan mesin dan peralatannya.
Produk layout ini akan berhasil secara teknis dan ekonomis pada
perusahaan yang memproduksi satu jenis saja jika :
- Volume produk sesuai dengan
kapasitas pemakaian mesin .
- Permintaan barang yang
diproduksi relatif stabil.
- Penyediaan bahan mentah cukup
teratur, dsb.
b.
Tata letak
proses atau fungsional (Proses/Fungsional Lay Out)
Tata letak proses adalah tata letak penempatan mesin-mesin dan peralatan produksi yang mempunyai fungsi sama
dikelompokkan kedalam ruangan tertentu.
Lay out ini sering dipakai pada perusahaan yang membuat produk lebih dari satu jenis yang
mempunyai bentuk, kualitas maupun jumlah
yang berbeda dan biasanya tergantung pada pesanan konsumen.
c.
Tata letak
kelompok (Group Lay Out)
Tata letak kelompok adalah lay out kelompok dengan jalan menempatkan
mesinmesin dan peralatan produksi dipisahkan tempatnya serta sekelompok mesin
yang membuat seperangkat komponen yang memerlukan pemrosesan yang sama.
Jadi lay out ini merupakan kombinasi antara a dan b di mana lay out
bentuk ini biasa dipakai perusahaan besar yang memproduksi beberapa jenis
barang yang jumlahnya sangat banyak.
2.10
Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi
adalah berbagai kegiatan
dan metoda yang digunakan
oleh manajemen perusahaan untuk
mengelola, mengatur, mengkoordinir
dan mengarahkan proses produksi
(peralatan, bahan baku, mesin
dan tenaga kerja)
ke dalam suatu
arus aliran yang memberikan
hasil dengan jumlah
biaya yang seminimum
mungkin dan waktu yang secepat
mungkin.Pengendalian produksi yang
dilaksanakan pada perusahaan
yang satu dengan perusahaan yang
lain akan berbeda-beda
tergantung pada sistern
dan kebijaksanaan perusahaan yang
digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakukan:
a.
Order Control: Perusahaan yang
beroperasi berdasarkan pesanan dari konsumen sehingga kegiatan operasionalnya
juga tergantung pada pesanan tsb.
b.
Flow control
Perusahaan yang beroperasi
untuk menghasilkan produk
standar sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam
jumlah yang besar.
Pengendalian keduanya bertujuan
sama bagaimana jangka
waktu arus material apakah sudah
sesuai dengan yang
direncanakan demikian juga
bagaimana transportasi dari pabrik
(proses produksi) ke
gudang dan dari
gudang ke tempat penyimpanan.
Tahap dalam
pengendalian produksi (fungsinya):
·
Production
Forecasting.
Production forecasting adalah
peramalan produksi untuk
mengetahui jumlah dan manfaat
produksi yang akan
dibuat di masa
yang akan datang, sehingga
kalau terjadi penyimpangan akan
cepat diadakan penyesuaian produksi di masa yang akan datang.
Dengan melaksanakan peramalan
produksi, perusahaan dapat menyusun
anggaran operasionalnya untuk pedoman
kerja, penggunaan kapasitas
produksi seoptimal mungkin,
menstabilisasi kesempatan kerja karena terdapatnya kestabilan dan kepastian
jumlah produksi di masa yang akan datang.
·
Routing.
Routing adalah kegiatan
untuk menentukan urut-urutan
proses dan penggunaan alat produksinya dari
bahan mentah sampai
menjadi produk akhir,
sehingga sebelum produksi dimulai
masalah sudah tercantum pada rout sheet.
·
Schedulling.
Schedulling adalah
kegiatan untuk membuat
jadwal proses produksi
sebagai satu kesatuan dari
awal proses sampai
selesainya proses produksi. Schedulling ini dilaksanakan untuk
mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan setiap tahap pemrosesan sesuai dengan
urut-uruta routenya. Oleh karena
itu untuk membantu keberhasilan tahap ini
lebih baik melakukan
"time and motion
study" sehingga dapat ditentukan standar hasil kerjanya.
·
Dipatching.
Dipatching adalah suatu
proses untuk pemberian
perintah untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan routing dan scheduling yang dibuat.
·
Follow
up.
Follow up adalah
kegiatan untuk menghilangkan
terjadinya penundaan/keterlambatan
kerja dan mendorong terkoordinasi pelaksanaan kerja.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Fungsi produksi
merupakan aktivitas menciptakan barang/jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Secara umum fungsi produksi dapat
digolongkan menjadi 4 (empat) yaitu:
1.
Proses (process),
adalah sebagai metode dan teknik yang digunakan untuk penglohan bahan. Proses
produksi ini terdiri dari peralatan dan bahan-bahan yang dikombinasikan atau di
olah menjadi barang-barang atau jasa-jasa yang akan diberikan kepada pelanggan.
2.
Jasa (service),
adalah merupakan layanan unutk menetapkan tehnik-tehnik sehingga proses dapat
dipergunakan secara efektif. Jasa-jasa ini berhubungan dengan pengetahuan dan
tehnologi untuk menjamin berlangsungnya proses produksi.
3.
Perencanaan (Planning),
adalah merupakan pedoman – pedoman dari kegiatan produksi untuk suatu dasar waktu tertentu. Perencanaan
ini dibtuhkan untuk menjamin tujuan produksi dapat tercapai dan dapat
dilaksanakan secara efektif.
4.
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas
4 tahap, yaitu:
a.
Penentuan desain awal yang berupa desain spesifikasi
dan syarat-syarat yang harus dipenuhi .
b.
Penentuan desain barang yang tepat.
c.
Penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan
proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai.
d.
Usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan
layout, tuntutan kualitas dan peralatan yang tersedia.
3.2
Saran
Sebuah
perusahaan harus dapat menjalankan fungsi manajemen yaitu fungsi personalia dan
fungsi produksi dengan baik agar perusahaan tersebut dapat menjadi lebih baik
dan dapat menaikkan prestise atau derajat perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
3.
Sofjan Assauri, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi, LPFE UI, Jakarta
5.
Muhammad
Husni Mubarok, M.M. Pengantar Bisnis. Kudus:Sekolah Tinggi Agama Islam.
6.
Pengantar
Bisnis/Irma Nilasari & Sri Wiludjeng “Refrensi”
7.
Pengantar
Bisnis/Prof.Dr.M.Manullang”Refrensi”
.
Langganan:
Postingan (Atom)